Yogyakarta – Forum Masyarakat Pemantau untuk Indonesia Inklusif Disabilitas (FORMASI Disabilitas) sukses menggelar perhelatan akbarnya, Kongres Nasional ke-2, yang berlangsung penuh khidmat dan dinamis di Pusat Rehabilitasi Yakkum (PR Yakkum), Yogyakarta, pada tanggal 16 Desember 2025.

Perhelatan ini menjadi momentum strategis bagi gerakan disabilitas di Indonesia, mempertemukan gagasan dan semangat dari berbagai penjuru nusantara.

Konsolidasi Nasional dan Energi Baru

Kongres kali ini mencatatkan partisipasi yang luar biasa dengan kehadiran perwakilan Koordinator Wilayah (Korwil) dan anggotanya dari berbagai provinsi di Indonesia yang diikutsertakan secara hybrid. Kehadiran para delegasi ini menegaskan soliditas jaringan FORMASI Disabilitas dalam mengawal isu-isu inklusi di tingkat nasional maupun daerah.

Selain memperkuat jejaring lama, Kongres II ini juga menyuntikkan energi baru ke dalam tubuh organisasi melalui pengukuhan 31 anggota baru yang berasal dari berbagai provinsi. Bertambahnya anggota ini diharapkan dapat memperluas jangkauan advokasi pemantauan dan memperkaya perspektif dalam perjuangan hak-hak penyandang disabilitas.

Agenda kongres tidak hanya sebatas seremonial, melainkan diisi dengan pembahasan substansial melalui sidang-sidang komisi yang intensif. Terdapat tiga komisi utama yang bekerja merumuskan arah gerak organisasi:

  1. Komisi Organisasi: Berfokus pada pembahasan dan revisi perubahan Statuta untuk menyesuaikan dengan tantangan zaman.
  2. Komisi Garis-garis Besar Rencana Kerja: Meninjau dan membahas Rencana Strategis (Renstra) FORMASI Disabilitas untuk tiga tahun ke depan.
  3. Komisi SOP dan Kode Etik: Merumuskan Standar Operasional Prosedur kelembagaan dan kode etik guna menjaga integritas organisasi.

Pemilihan Ketua: Drama Demokrasi yang Menyentuh

Puncak dari Kongres II adalah pemilihan Eksekutif Nasional. Proses ini berjalan cukup alot dan penuh dinamika, mencerminkan tingginya rasa memiliki para anggota terhadap masa depan organisasi.

Sunarman Sukamto, salah satu dari 9 anggota presidium Formasi Disabilitas menyampaikan ada empat kandidat yang masuk dalam calon Ketua Eksekutif Nasional periode 2025-2028, dan dua kandidat telah mewakili perempuan, kemudian akan dipilih tiga besar, dan dipilih lagi satu sebagai Ketua Eknas.

Pada tahap pencalonan, muncul tiga nama kandidat kuat: Angga Yanuar, Reni Indrawati, dan M. Ismail. Ketegangan memuncak ketika proses pemungutan suara menghasilkan situasi imbang (draw) antara dua kandidat teratas, yaitu Angga Yanuar dan M. Ismail.

Di tengah situasi krusial tersebut, Dewan Presidium mengambil langkah bijak dengan memberikan kesempatan kepada kandidat ketiga, Reni Indrawati (WKCP), untuk menyampaikan pandangannya.

Dalam momen yang penuh kebesaran hati, Reni menyampaikan sebuah keputusan unik yang mengubah jalannya kongres. Ia memutuskan untuk memberikan satu suara mandatnya kepada M. Ismail. Langkah ini diapresiasi oleh seluruh forum sebagai bentuk kedewasaan berdemokrasi demi kebaikan bersama. Forum pun akhirnya menyepakati keputusan tersebut secara bulat.

Foto Diri Ismail
M Ismail, Eknas baru 2025-2028

Era Baru di Bawah Kepemimpinan M. Ismail

Dengan hasil tersebut, M. Ismail, seorang tokoh Tuli/Hard of Hearing (HoH) dari SIGAB, resmi terpilih sebagai Ketua Eksekutif Nasional FORMASI Disabilitas untuk periode 16 Desember 2025 – 15 Desember 2028.

Terpilihnya M. Ismail tidak hanya merupakan kemenangan demokrasi, tetapi juga simbol kuat dari kepemimpinan inklusif. Latar belakang beliau sebagai Tuli/HoH diharapkan membawa perspektif yang lebih tajam dalam advokasi aksesibilitas komunikasi dan informasi, serta isu disabilitas lainnya secara menyeluruh.

Segenap keluarga besar FORMASI Disabilitas mengucapkan selamat kepada M. Ismail. Semoga amanah yang diemban dapat dijalankan dengan penuh integritas, membawa organisasi ini semakin progresif dalam mewujudkan Indonesia yang inklusif dan setara bagi semua.

Selamat bekerja, Bung Ismail!