KPU RI menyampaikan Pemilu 2024 dirancang untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum, praktik di lapangan nampaknya belum cukup kuat mendukung pernyataan tersebut.

Masih ada berbagai kendala yang dihadapi Pemilih Difabel. Informasi Pemilu yang masih sulit dipahami karena bahasa yang rumit, kurangnya caption atau teks pada informasi lisan, tidak adanya juru bahasa isyarat, informasi yang tidak terbaca oleh pembaca layar, dan pemilihan warna yang kurang kontras pada konten-konten visual.

25,3% responden survei kami menyampaikan sulitnya memahami bahasa yang rumit dalam berbagai informasi ke-Pemilu-an. Difabel intelektual (2,3%), difabel sensorik tuli (15,7%) dan difabel sensorik netra (11,7%) adalah di antara yang paling mengalami kesulitan dan tertinggal dalam mengakses informasi ke-Pemilu-an.

Selain itu, 9% peran partai politik juga masih minim dalam memberikan informasi seputar Ke-pemilu-an, di tengah media informasi yang berjubel. Sayangnya partai politik belum bisa memanfaatkannya.

Di satu sisi, hambatan-hambatan difabel dalam mendapatkan informasi juga menjadi tantangan bagi konten kreator media informasi untuk memproduksi informasi yang lebih ramah. Temuan ini juga menunjukkan bahwa masih minim pemahaman tentang difabel dari pegiat media. Dari hasil survei, 5 Media informasi yang selalu digunakan untuk mencari informasi Pemilu adalah Media online 26%, televisi 24%, facebook 23%, Instagram 18%, Youtube 17%.

Jika Anda memiliki temuan atau mengetahui ketimpangan terkait penyelenggaraan pemilu yang tidak berpihak pada difabel maka sila berikan komentar di forum Disqus di bawah ini.