Jika diterjemahkan secara bebas dalam Bahasa Indonesia, peribahasa tersebut memiliki arti “Maju perang tanpa pasukan, dan menang tanpa merendahkan”. ini tampak pas, ketika tim FORMASI DISABILITAS harus membagi peran saat berkegiatan di Kantor walikota Ternate (Kamis, 27 oktober 2022).

Hari ini pukul 09.00 waktu setempat, kami harus melakukan dialog bersama organisasi penyandang disabilitas dalam kegiatan asesmen dan asistensi penyusunan RADPD yang dilakukan bersama dengan Tim Kementerian PPN/BAPPENAS dan Tim AIPJ2. Namun pada saat yang bersamaan, kami mendapat kejutan dari Ibu Nurjannah, Staf Khusus walikota yang juga merupakan Isteri Risal Asar Ketua FORMASI Region Maluku. Beliau ternyata telah mengatur pertemuan dengan Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si, Walikota Ternate 2020-2024. Tentu saja peluang ini kami manfaatkan dengan baik. Setelah berkomunikasi dengan Pak Ketua M. ⁨Joni Yulianto, ⁨Ishak Salim, dan ⁨Ranie Ayu hapsari, akhirnya saya sebagai anak magang terpilih dan diberikan mandat untuk bertemu dengan Bapak Walikota, sementara yang lain lanjut berproses dengan OPDis

Pertemuan berjalan sekitar 40 menit, terdapat beberapa hal yang sudah disampaikan disela-sela canda dan tawa kami di ruang kerja Walikota. Memang saat ini, model lobby santai begini harus banyak dikembangkan, yang penting pesan kita sampai dan dipahami dengan baik.

Yang pertama, tentu saja kami mengupdate soal kegiatan asesemen dan asisntensi yang saat ini dilakukan, karena pada akhirnnya kabupaten/kota juga diminta mengembangkan rencana aksi disabilitas tersebut. Kedua soal kota inklusi yang perlahan mulai dibangun oleh Pemkot Ternate, menurut kami harus ada pihak yang memastikan indikator capaian dapat tercapai. Ketiga, kami memberi beliau buku bacaan baru, Anda pasti bisa menebak itu buku apa. Keempat adalah tawaran kolaborasi untuk bersama-sama mewujudkan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Kelima kami menekankan soal keterlibatan dan keterwakilan penyandang disabilitas dalam ranah politik. Pak Wali kemudian juga cerita banyak soal itu “vox populi cov dei”. Kemudian yang Keenam, kami menyampaikan kasus kusta di Ternate masih tinggi, prevalensinya masih 4.5% per 10.000 penduduk, dan banyak yang memiliki disabilitas tingkat 2.

Hanya sedikit yang menghadap, namun kita sudah memenangkan pertempuran dengan memberikan perspektif baru kepada pemerintah Kota Ternate. Panjang umur advokasi!

Penulis: Angga Yanuar
Editor: Nur Syarif Ramadhan