Setelah sekian waktu menunggu akhirnya kesampaian juga keinginan teman-teman disabilitas di Sangihě yang terhimpun dalam Forum Disabilitas Sangihě (FORDISA) untuk bertemu dan beraudensi dengan Ibu Rini Tamuntuan selaku pejabat bupati Kepulauan Sangihě kemarin, Senin 21 November 2022.

Meski waktu audensinya tidak lama tetapi topik pembicaraan cukup berbobot walau masih didominasi dari sudut pandang Pemerintah akan kebutuhan para penyandang disabilitas yang lebih tertumpu di bidang ekonomi dan pemberdayaan. Sebagai aktivis disabilitas asal Sangihě, saya menyampaikan beberapa hal dari sudut pandang para penyandang disabilitas seperti aksesibilitas, inklusifme, kesetaraan, pelibatan para disabilitas dalam berbagai bidang yang bersentuhan dengan dunia disabilitas, area publik yang ramah disabilitas, pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas yang masih belum mendapat porsi perhatian yang khusus dari Pemerintah.

Di sini kami juga diberitahu soal beberapa program dari Ibu Rini yang akan direalisasikan tahun 2023 nanti seperti pengadaan jalur khusus bagi pejalan kaki tunanetra di trotoar (guiding blok; jalur pemandu) yang untuk awalnya akan dibuat di sepanjang trotoar di jalan Boulevard Tahuna serta beberapa program lainnya yang berkaitan dengan disabilitas.

Dari beberapa teman disabilitas Sangihě ada yang menyampaikan soal masih adanya kesulitan dalam berusaha dan/atau mengembangkan usaha secara mandiri yang berkaitan dengan finansial (keuangan), masih adanya diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas dalam pembagian tempat usaha, kurangnya perhatian Pemerintah dalam menyediakan atau memfasilitasi tempat usaha bagi penyandang disabilitas serta hal-hal lainnya yang dianggap menghambat bagi kemandirian para penyandang disabilitas di Sangihě.

Pada akhirnya, walau tidak semua yang hadir berhasil menyuarakan isi hatinya namun sebagai langkah awal pertemuan ini bisa menjadi tonggak bagi perjuangan selanjutnya dalam pemenuhan hak, kesetaraan, aksesibilitas dalam usaha mewujudkan inklusifme di Kep. Sangihě yang berbatasan langsung dengan negara Philipina di Utara.

Memang masih terasa jauh dari jangkauan, namun optimisme mulai membara bahwa inklusifme pasti akan terwujud kelak di bumi Tampungang Lawo.

(Sujito Talare, Pejuang Kecil Dari Utara)

Catatan.
Tampungang Lawo, nama adat untuk Pulau Sangihě.